Rabu, 23 November 2022

Tata Cara Aqiqah

Tata Cara Aqiqah Sesuai Sunnah

Jakarta - 

Salah satu sunnah atas lahirnya seorang bayi adalah melaksanakan aqiqah. Tata cara aqiqah umumnya dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak.

Aqiqah secara bahasa artinya rambut anak yang baru lahir. Sementara itu, merujuk pada buku Aqiqah: Tata Cara dan Doanya oleh Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar bin Shabri Shaleh Anwar, secara istilah aqiqah adalah penyembelihan hewan qurban karena kelahiran seorang bayi dalam sebuah keluarga sebagai rasa syukur atas karunia keturunan dari Allah SWT.

Dalil mengenai aqiqah disebutkan dalam riwayat yang berasal dari Samuroh bin Jundub RA, Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى

Artinya: "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama." (HR Ibnu Majah. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ahmad dan lainnya juga meriwayatkan hal yang sama).

Menurut ulama mazhab Syafi'i, aqiqah sunnah dilakukan oleh pihak-pihak yang wajib menafkahi anak tersebut. Sementara itu, ulama mazhab Hanafi menyatakan bahwa aqiqah hukumnya mubah dan tidak sampai mustahab (dianjurkan).

Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum aqiqah tidak wajib. Namun, aqiqah akan menjadi wajib hukumnya apabila dinazarkan sebelumnya.

Tata Cara Aqiqah dan Ketentuannya

Wahbah az-Zuhaili dalam bukunya Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, syarat hewan yang akan disembelih sebagai aqiqah sama dengan hewan qurban, baik dari segi jenis, usia, dan sifat-sifatnya yang harus bebas dari cacat.

Menurut mazhab Syafi'i, jumlah kambing untuk aqiqah anak laki-laki adalah dua ekor, sedangkan anak perempuan cukup satu ekor. Pendapat ini merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:

"Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengaqiqahkan anak laki-laki dengan (menyembelih) dua ekor kambing dan mengaqiqahkan anak wanita dengan (menyembelih) seekor kambing." (HR. Ibnu Majah).

Berikut tata cara aqiqah sesuai sunnah selengkapnya:

1. Menyembelih hewan aqiqah

Hewan aqiqah hendaknya disembelih pada hari ketujuh kelahiran bayi. Jika si bayi lahir pada malam hari, maka tujuh hari tersebut dapat dihitung mulai keesokan harinya.

Perihal waktu penyembelihan hewan aqiqah ini, ulama mazhab Syafi'i dan Hambali memperbolehkan untuk menyembelihnya sebelum atau sesudah hari ketujuh.

Menurut sekelompok ulama mazhab Hambali, aqiqah boleh dilakukan oleh sang ayah sekalipun anaknya telah baligh. Sebab, tidak ada batasan waktu untuk melaksanakan aqiqah.

2. Memasak daging aqiqah dan membagikannya

Terdapat dua pendapat mengenai daging aqiqah. Sebagian ulama berpendapat boleh membagikan daging aqiqah tanpa dimasak terlebih dahulu, sedangkan sebagian yang lain menyatakan lebih utama apabila dimasak lalu dibagikan dalam kondisi matang.

Dalam sebuah hadits yang berasal dari Aisyah RA, setelah memasak hewan aqiqah, keluarga dapat memakan sebagian daging tersebut lalu menyedekahkan sebagian yang lain.

"Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya) dan disedekahkan pada hari ketujuh." (HR. Baihaqi).

3. Mencukur rambut bayi dan memberinya nama

Pelaksanaan aqiqah ini diikuti dengan mencukur rambut bayi. Selain itu, nama juga dapat diberikan saat pelaksanaan aqiqah tersebut.

4. Membaca doa

Tata cara aqiqah sesuai sunnah lainnya adalah membaca doa. Dalam hal ini doa dibaca saat menyembelih hewan aqiqah dan untuk bayi yang diaqiqahkan.


0 komentar:

Posting Komentar